Powered By Blogger
Kamis, 17 Juni 2010

MITOS ODE WUNA, CENGKIH DAN POLA KEHIDUPAN MARITIM SEBAGAI PENDORONG MIGRASI ORANG-ORANG BUTON KE MALUKU

Yinda-Yindamo arata somana karo, Yinda-Yindamo karo sumana lipu, Yinda-Yindamo lipu somana sara, Yinda-Yindamo sara somana Agama.

Korbankan harta demi keselamatan diri, Korbankan diri demi keselamatan Negara, Korbankan Negara demi keselamatan Pemerintah, Korbankan Pemerintah demi keselamatan Agama. Dalam pada itu: Apa arti diri kalau harta sudah tidak ada lagi, Apa arti Negara kalau diri dan harta sudah tidak ada, Apa arti Pemerintah kalau harta, diri dan Negara sudah tidak ada, Apa arti Agama kalau harga diri Negara dan Pemerintah sudah tidak ada.

Falsafah ini merupakan pedoman masyarakat Buton dalam menjunjung Negara dan Agama.

Sejarah Buton dan pola pemerintahan kesultanannya mungkin belum banyak diketahui oleh sebagian masyarakat Indonesia, akan tetapi peranan kesultanan Buton dan aktivitas masyarakatnya di kawasan Timur Indonesia sangat nyata terutama dibidang kemaritiman dan aktivitas perdagangan budak di wilayah Maluku dan Maluku Utara.

Konsespsi untuk membangun suatu wilayah kekuasaan atau ekspansi kekuasaan kesultanan Buton ke wilayah lain mungkin bukan merupakan motif dari proses migrasi masyarakat Buton secara besar-besaran ke wilayah Maluku dan Maluku Utara.

Migrasi masyarakat Buton ke wilayah Maluku dan Maluku Utara terjadi karena adanya konsepsi pada masyarakat Buton bahwa yang menjadi penguasa tertinggi pulau Seram yakni La Ode Wuna. Tokoh ini banyak dikagumi oleh masyarakat Buton dan digambarkan sebagai sosok setengah manusia dan setengah ular yang merupakan putra Sultan Muna yang karena sebab tertentu terpaksa meninggalkan tanah Buton dan berpetualang ke wilayah Maluku dan akhirnya di angkat oleh suku-suku alifuru di pulau Seram sebagai Raja.

Cengkih, nama ini sudah tentu tidak asing bagi kita karena cengkih merupakan salah satu komoditas idola dalam perdagangan dikepulauan nusantara dan karena cengkih pula menyebabkan kepulauan nusantara menjadi terkenal. Bagi masyarakat Buton mengusahakan penanaman cengkih di wilayah Buton merupakan sesuatu yang tidak mungkin karena kondisi tanahnya yang bebatuan dan tidak cocok untuk tanaman cengkih, kondisi yang demikian disertai dengan keinginan untuk merobah taraf hidup lewat usaha perkebunan cengkih dan jiwa petualang di laut telah mempengaruhi sebagian masyarakat Buton untuk hijrah secara bergelombang dengan tujuan wilayah Maluku dan di susul Maluku Utara.

Anak laut, istilah ini mungkin sedikit benar diberikan kepada orang-orang Buton dan istilah ini sedikit menjadi trend ketika La Ode Ida seorang anggota DRRI mengklaim dirinya sebagai anak laut. Bagi sebagian masyarakat Buton berpetualang dilaut merupakan suatu budaya yang umum berlaku dikalangan masyarakat Buton. Kemampuan dalam mengarungi samudera sudah tidak diragukan baik sejak masa lampau hingga sekarang, sekalipun yang dikuasai dibidang pelayaran hanyalah sedikit ilmu astronomi terutama dengan patokan bintang timur dan perhitungan bulan dilangit serta tanda-tanda burung laut. Akan tetapi dengan jung-jung kecil (Bangka dan salabangka menurut istilag orang Buton) telah mendukung proses migrasi masyarakat Buton ke wilayah Maluku dan Maluku Utara.

Realitas dari migrasi masyarakat Buton ke wilayah Maluku cukup luas. Hampir sebagian besar wilayah pulau Seram Bagian Barat di dominasi oleh orang-orang Buton dan mereka rata-rata menjadi petani-petani cengkih yang mengusahakan perkebunan cengkih dalam skala luas hingga mencapai kawasan Maluku Utara.



3 komentar:

AG-HISTORIS.com mengatakan...

Raja Buton ketika ditaklukan Voc, tidak benar jika kedatangan orang buton di Maluku dalam rangka Ekspansi (perang). Sebab, fakta sejarah membuktikan bahwa Buton merupakan kerajaan yang ditaklukan oleh kerajaan-kerajaan lain, seperti Bugis-Makassar, dan Tarnate. Orentasi kedatangan orang buton Ke Maluku, lebih pada pola pelayaran dan perdagangan maritim. Berbeda dengan Bugis Makassar ke Malaysia, yaitu dalam hal menaklukan. http://amaholugeneration.blogspot.com/2015/01/pelayaran-tradisional-orang-buton-di.html

Unknown mengatakan...

boleh di ceritain dikit bahwa Buton pernah takluk dengan kerajaan2 seperti yang di sebutkan di atas Bung ... setahu dengan apa yang pernah saya dengar dari para tetua kami tentang sejara Buton, tidak pernah ada cerita / sejarah Buton takluk, apalagi sampai ditaklukan oleh kerajaan Bugis, Makassar dll.

Unknown mengatakan...

Kerajaan Buton tidak pernah di taklukan oleh kerajaan manapun.klu maslah hubungan dengan Maluku khususnya bangsa alifuru adalah adik Deng kaka

Agung 2015

Montage dibuat Bloggif

Buton 3

Buton 2

Molukken 2

Molukken

Wael Historian

Perjuangan terbesar bagi sejarahwan adalah membuktikan kebenaran sejarah secara ilmiah. hehe. ...Read More

Buton Island

Istriku



Daftar Blog Saya

Total Tayangan Halaman

Agung

Agung

Pengikut

About Me

Foto Saya
WAEL HISTORIAN
Seorang anak maritim yang dilahirkan di Dusun Terpencil di Pulau Seram Propinsi Maluku.
Lihat profil lengkapku

About


Tab 1.1 Tab 1.2 Tab 1.3
Tab 2.1 Tab 2.2 Tab 2.3
Tab 3.1 Tab 3.2 Tab 3.3

Iklan


Iklan

Iklan

Blogger templates

Diberdayakan oleh Blogger.

Postingan Populer

Entri Populer

Entri Populer